Tim nasional Indonesia harus menelan kekalahan memalukan 0-10 atas tuan rumah Bahrain dalam laga kualifikasi Pra-Piala Dunia 2014 Grup E Zona Asia di Stadion Nasional Manama, Rabu (29/2). Sayed Dhiya menjadi pahlawan Bahrain lewat tiga gol yang dibukukannya pada menit ke 62, 82 dan 90.
Tanda-tanda kekalahan Indonesia telah terlihat pada menit ketiga. Kartu merah yang didapat oleh Samsidar mengubah arah pertandingan. Samsidar harus dikeluarkan akibat mengganjal penyerang Bahrain di kotak penalti. Eksekusi yang diambil oleh Abdullatif berhasil menembus penjaga gawang pengganti Andi Muhammad Guntur. Bahrain pun unggul 1-0 pada menit ke 6.
Selepas itu, Bahrain semakin bersemangat untuk mencetak gol tambahan. Wajar, mengingat mereka membutuhkan sembilan gol untuk memastikan langkah ke babak selanjutnya. Terbukti satu gol dari A. Omar dan dua gol dari Mahmood Abdulrahman membuat Bahrain mengakhiri babak pertama dengan 4-0.
Memasuki babak kedua, Bahrain semakin bersemangat untuk memberondong gawang Indonesia. Akan tetapi, gol yang ditunggu-tunggu baru hadir pada menit ke 60 lewat A. Taleb. Setelah gol tersebut, tambahan lima gol dari Sayed Dhiya (tiga gol), A. Taleb, Abdullatif membuat Bahrain menutup laga dengan skor 10-0.
Laga juga diwarnai oleh kartu merah yang didapat pelatih Indonesia Aji Santoso. Aji dipaksa oleh wasit untuk meninggalkan lapangan setelah memprotes keras keputusan wasit yang dinilainya memihak Bahrain.
Meskipun menang telak, Bahrain tetap gagal melaju ke putaran akhir kualifikasi Pra-Piala Dunia 2014. Hal tersebut disebabkan hasil imbang 2-2 yang mewarnai laga Iran kontra Qatar pada waktu yang sama. Sehingga Iran dan Qatar yang berhak mewakili Grup E pada babak selanjutnya.
Wednesday, February 29, 2012
Dahlan: Nirwan-Panigoro "Bertempur" Saja di Lapangan Tentang Sepak Bola Indonesia
Di tengah kisruh berkepanjangan kepengurusan PSSI, Menteri BUMN Dahlan Iskan menyampaikan pemikiran agar prestasi tim nasional sepak bola Indonesia tidak jeblok, yaitu Nirwan dan Panigoro "bertempur" saja di Lapangan.
"Saya punya ide, bagaimana jika Nirwan Bakrie dan Arifin Panigoro mendirikan saja klub sepak bola, terus bertarung di lapangan. Buktikan tim siapa yang paling kuat," kata Dahlan di Jakarta, Kamis.
Menurut mantan manajer Persebaya Surabaya ini, daripada keduanya bertengkar terus dan prestasi sepak bola nasional tidak jelas, lebih baik mereka bertempur di lapangan melalui klubnya masing-masing.
"Mereka itu punya kemampuan dana dan kecintaan terhadap sepak bola. Jadi, seharusnya bisa membentuk klub bola yang bagus. Kalau memang hebat tentu bisa menjadi klub sekelas Barcelona maupun Real Madrid," ucap pria kelahiran Magetan, Jatim, ini.
Timnas Indonesia, Rabu malam (29/2) pada babak kualifikasi Piala Dunia 2014 Grup E Zona Asia dipermalukan 10-0 oleh Bahrain.
Sejumlah kalangan menuding kekalahan tersebut lebih karena salah urus dan politisasi di tubuh PSSI.
Dahlan diminta tanggapan seputar perlunya figur yang tepat untuk menjadi Ketua Umum PSSI, di tengah minimnya prestasi persebakbolaan di Tanah Air.
Mantan Dirut PT PLN ini mengatakan hingga kini tetap tidak tertarik masuk PSSI, meskipun permintaan dari berbagai kalangan masih terus mengalir.
"Soal sepak bola saya sudah pada tingkat insyaf. Saya tidak akan pernah tergoda untuk menjadi pengurus PSSI, apalagi Ketua Umum," ucap mantan Ketua PWI Jatim ini.
Menurut Dahlan, dirinya memang masih geregetan melihat dunia sepak bola Indonesia yang tidak kunjung mengukir prestasi.
"Bagaimana ya...susah kalau sepak bola sudah dipolitisasi. Sulit untuk membenahinya," tukasnya.
"Saya punya ide, bagaimana jika Nirwan Bakrie dan Arifin Panigoro mendirikan saja klub sepak bola, terus bertarung di lapangan. Buktikan tim siapa yang paling kuat," kata Dahlan di Jakarta, Kamis.
Menurut mantan manajer Persebaya Surabaya ini, daripada keduanya bertengkar terus dan prestasi sepak bola nasional tidak jelas, lebih baik mereka bertempur di lapangan melalui klubnya masing-masing.
"Mereka itu punya kemampuan dana dan kecintaan terhadap sepak bola. Jadi, seharusnya bisa membentuk klub bola yang bagus. Kalau memang hebat tentu bisa menjadi klub sekelas Barcelona maupun Real Madrid," ucap pria kelahiran Magetan, Jatim, ini.
Timnas Indonesia, Rabu malam (29/2) pada babak kualifikasi Piala Dunia 2014 Grup E Zona Asia dipermalukan 10-0 oleh Bahrain.
Sejumlah kalangan menuding kekalahan tersebut lebih karena salah urus dan politisasi di tubuh PSSI.
Dahlan diminta tanggapan seputar perlunya figur yang tepat untuk menjadi Ketua Umum PSSI, di tengah minimnya prestasi persebakbolaan di Tanah Air.
Mantan Dirut PT PLN ini mengatakan hingga kini tetap tidak tertarik masuk PSSI, meskipun permintaan dari berbagai kalangan masih terus mengalir.
"Soal sepak bola saya sudah pada tingkat insyaf. Saya tidak akan pernah tergoda untuk menjadi pengurus PSSI, apalagi Ketua Umum," ucap mantan Ketua PWI Jatim ini.
Menurut Dahlan, dirinya memang masih geregetan melihat dunia sepak bola Indonesia yang tidak kunjung mengukir prestasi.
"Bagaimana ya...susah kalau sepak bola sudah dipolitisasi. Sulit untuk membenahinya," tukasnya.
Anas Dinilai Sulit Berkelit dari kasus yang membelinya
Posisi Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum dinilai kian tersudut setelah tampilnya empat saksi dalam sidang perkara suap wisma atlet di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Rabu 29 Februari 2012 kemarin.
Empat saksi yang meringankan terdakwa Muhammad Nazaruddin itu, adalah: Heri Sunandari sopir operasional Grup Permai, Hidayat sopir Yulianis, A'an Ihyauddin sopir Nazaruddin, dan Ferdian Riko Baskoro mantan manajer HRD Anugrah Nusantara dan Grup Permai.
Heri dalam sidang mengatakan pernah tiga kali memberikan uang perusahaan kepada Anas, pada 2009, 2010, dan 2011. Pada Maret 2011, Heri membawa uang USD 1 juta ke rumah Anas di Duren Sawit. Uang itu dari Yulianis dan Oktarina Furi, keduanya staf keuangan Grup Permai, perusahaan milik Nazar.
Sebelum tiba di rumah Anas, Heri dapat telepon dari Yulianis agar memberikan uang itu kepada Yadi, sopir pribadi Anas. "Kami bertemu di sekitar Jalan Tendean," kata dia. Heri menyodorkan uang itu kepada Yadi untuk diserahkan ke Anas.
Saksi lain, Hidayat, sopir Yulianis, mengatakan pernah mengantar tiga mobil: Alphard, Camry, dan Harrier ke rumah Anas pada 2009 dan 2010. A'an Ihyauddin juga menyebut keterlibatan Anas di Grup Permai. Dia bersama Hidayat, Heri, serta Baskoro mengatakan Anas berkali-kali datang ke kantor PT Anugrah Nusantara maupun di Tower Permai.
Peneliti Pusat Kajian Antikorupsi Universitas Gadjah Mada, Oce Madril menilai keterangan sejumlah saksi itu menyulitkan Anas untuk berkelit. "Sehingga Anas harus segera diperiksa," kata Oce.
Anas sebelum ini sudah berkali-kali menampik berbagai tudingan kubu Nazar. "Itu hanya halusinasi," kata Anas.
Empat saksi yang meringankan terdakwa Muhammad Nazaruddin itu, adalah: Heri Sunandari sopir operasional Grup Permai, Hidayat sopir Yulianis, A'an Ihyauddin sopir Nazaruddin, dan Ferdian Riko Baskoro mantan manajer HRD Anugrah Nusantara dan Grup Permai.
Heri dalam sidang mengatakan pernah tiga kali memberikan uang perusahaan kepada Anas, pada 2009, 2010, dan 2011. Pada Maret 2011, Heri membawa uang USD 1 juta ke rumah Anas di Duren Sawit. Uang itu dari Yulianis dan Oktarina Furi, keduanya staf keuangan Grup Permai, perusahaan milik Nazar.
Sebelum tiba di rumah Anas, Heri dapat telepon dari Yulianis agar memberikan uang itu kepada Yadi, sopir pribadi Anas. "Kami bertemu di sekitar Jalan Tendean," kata dia. Heri menyodorkan uang itu kepada Yadi untuk diserahkan ke Anas.
Saksi lain, Hidayat, sopir Yulianis, mengatakan pernah mengantar tiga mobil: Alphard, Camry, dan Harrier ke rumah Anas pada 2009 dan 2010. A'an Ihyauddin juga menyebut keterlibatan Anas di Grup Permai. Dia bersama Hidayat, Heri, serta Baskoro mengatakan Anas berkali-kali datang ke kantor PT Anugrah Nusantara maupun di Tower Permai.
Peneliti Pusat Kajian Antikorupsi Universitas Gadjah Mada, Oce Madril menilai keterangan sejumlah saksi itu menyulitkan Anas untuk berkelit. "Sehingga Anas harus segera diperiksa," kata Oce.
Anas sebelum ini sudah berkali-kali menampik berbagai tudingan kubu Nazar. "Itu hanya halusinasi," kata Anas.
Tuesday, February 21, 2012
Pakde Karwo Minta Dolly Dibahas di Mukernas PPP di PP. Lirboyo Kediri
Surabaya - Gubernur Jawa Timur (Jatim) Soekarwo menyampaikan gagasan nyeleneh saat memberi sambutan dalam Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Pakde Karwo meminta lokalisasi pelacuran Gang Dolly di Surabaya juga dibahas dalam Mukernas.
"Dalam halaqoh harap masalah WTS (Wanita Tuna Susila) dibahas, bagaimana Dolly dibubarkan," ujar Pakde Karwo yang disambut tawa peserta. Mukernas PPP digelar di Pesantren Lirboyo, Kediri, Jatim, Selasa (21/2/2012). Pembukaan Mukernas ini juga dihadiri Wapres Boediono.
Menurut Pakde Karwo, hal ini perlu dibahas, karena menyangkut moral bangsa.
Pakde Karwo mengatakan, jumlah lokalisasi di Jawa Timur kini tersisa 44 tempat. Sebelumnya, jumlahnya ada 47 tempat. Dengan jumlah PSK secara keseluruhan mencapai 2 ribuan orang.
"Namun sudah ada 400 orang lebih yang dipulangkan. Dan langsung diberi bimbingan oleh Majelis Ulama Indonesia," katanya.
Pakde Karwo juga mengungkapkan susahnya untuk membubarkan Dolly. Karena itu, ia minta da'i-da'i dan para kiai turun tangan untuk menyadarkan PSK yang ada di sana.
"Kenapa di Dolly itu sulit dibubarkaan, karena ketua RT dan RW-nya mucikari," kata Pakde Karwo sambil tertawa.
"Dalam halaqoh harap masalah WTS (Wanita Tuna Susila) dibahas, bagaimana Dolly dibubarkan," ujar Pakde Karwo yang disambut tawa peserta. Mukernas PPP digelar di Pesantren Lirboyo, Kediri, Jatim, Selasa (21/2/2012). Pembukaan Mukernas ini juga dihadiri Wapres Boediono.
Menurut Pakde Karwo, hal ini perlu dibahas, karena menyangkut moral bangsa.
Pakde Karwo mengatakan, jumlah lokalisasi di Jawa Timur kini tersisa 44 tempat. Sebelumnya, jumlahnya ada 47 tempat. Dengan jumlah PSK secara keseluruhan mencapai 2 ribuan orang.
"Namun sudah ada 400 orang lebih yang dipulangkan. Dan langsung diberi bimbingan oleh Majelis Ulama Indonesia," katanya.
Pakde Karwo juga mengungkapkan susahnya untuk membubarkan Dolly. Karena itu, ia minta da'i-da'i dan para kiai turun tangan untuk menyadarkan PSK yang ada di sana.
"Kenapa di Dolly itu sulit dibubarkaan, karena ketua RT dan RW-nya mucikari," kata Pakde Karwo sambil tertawa.
Ketua PBNU Tak Hadiri Mukernas PPP di PP. Lirboyo Kediri
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Said Aqil Siradj, tidak menghadiri pembukaan Mukernas I PPP. Padahal, undangan secara tertulis sudah disampaikan, dan seluruh jajaran pengurus PPP sowan ke PBNU meminta kehadiran Said Aqil.
Namun, Sekjen DPP PPP M Romahurmuziy mengaku tidak kecewa dengan ketidakhadiran orang nomor satu di NU tersebut. Menurutnya, mungkin ada acara yang lebih diprioritaskan oleh Said, sehingga tidak bisa hadir ke Mukernas PPP.
"Biasa saja. Mungkin ada hal lain yang menurut beliau lebih prioritas untuk dihadiri dibanding PPP. Adalah hak ketua umum PBNU untuk tidak hadir," ujarnya seusai pembukaan Mukernas di Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur, Selasa (21/2).
Ketidakhadiran Said dikarenakan yang bersangkutan masih berada di Pontianak untuk menghadiri persiapan pelaksanan mussabaqah tilawatil quran tingkat nasional. Terkait dengan ketidakhadiran Said, Romy mengatakan, bahwa kesan PBNU saat ini menganakemaskan PKB semakin tampak. "Mungkin benar karena sesungguhnya kita sudah mengonfirmasikan kehadiran KH Said Aqil pada saat sowan ke PBNU," ungkapnya.
Ketua DPP PPP Bidang Komunikasi dan Hubungan Media, M Arwani Thomafi menambahkan, pelaksanaan Mukernas I PPP di Lirboyo Kediri terselenggara atas restu Ketua Umum Ketua Umum PBNU, KH Said Aqil Siradj. PPP wajib meminta restu ke PBNU, karena Lirboyo merupakan basis utama NU.
Kendati demikian, dia mengakui bahwa perwakilan pengurus tanfidziah PBNU tidak ada yang hadir, kecuali Syaifullah Yusuf yang menjabat sebagai salah satu ketua. Namun dalam beberapa kesempatan sambutan dalam pembukaan tersebut hanya disebut sebagai Wakil Gubernur Jawa Timur.
"Yang hadir jajaran beberapa pengurus wilayah, Hadir Rois Syuriah PWNU Jawa Tengah KH A'wani dan Rois Syuriah PWNU Jawa Timur KH Miftakhul Akhyar, dan beberapa jajaran Syuriah dan Tanfidz NU Cabang di Jawa Timur. Juga hadir salah satu rois syuriah PBNU KH Mas Subadar," katanya.
Namun, Sekjen DPP PPP M Romahurmuziy mengaku tidak kecewa dengan ketidakhadiran orang nomor satu di NU tersebut. Menurutnya, mungkin ada acara yang lebih diprioritaskan oleh Said, sehingga tidak bisa hadir ke Mukernas PPP.
"Biasa saja. Mungkin ada hal lain yang menurut beliau lebih prioritas untuk dihadiri dibanding PPP. Adalah hak ketua umum PBNU untuk tidak hadir," ujarnya seusai pembukaan Mukernas di Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur, Selasa (21/2).
Ketidakhadiran Said dikarenakan yang bersangkutan masih berada di Pontianak untuk menghadiri persiapan pelaksanan mussabaqah tilawatil quran tingkat nasional. Terkait dengan ketidakhadiran Said, Romy mengatakan, bahwa kesan PBNU saat ini menganakemaskan PKB semakin tampak. "Mungkin benar karena sesungguhnya kita sudah mengonfirmasikan kehadiran KH Said Aqil pada saat sowan ke PBNU," ungkapnya.
Ketua DPP PPP Bidang Komunikasi dan Hubungan Media, M Arwani Thomafi menambahkan, pelaksanaan Mukernas I PPP di Lirboyo Kediri terselenggara atas restu Ketua Umum Ketua Umum PBNU, KH Said Aqil Siradj. PPP wajib meminta restu ke PBNU, karena Lirboyo merupakan basis utama NU.
Kendati demikian, dia mengakui bahwa perwakilan pengurus tanfidziah PBNU tidak ada yang hadir, kecuali Syaifullah Yusuf yang menjabat sebagai salah satu ketua. Namun dalam beberapa kesempatan sambutan dalam pembukaan tersebut hanya disebut sebagai Wakil Gubernur Jawa Timur.
"Yang hadir jajaran beberapa pengurus wilayah, Hadir Rois Syuriah PWNU Jawa Tengah KH A'wani dan Rois Syuriah PWNU Jawa Timur KH Miftakhul Akhyar, dan beberapa jajaran Syuriah dan Tanfidz NU Cabang di Jawa Timur. Juga hadir salah satu rois syuriah PBNU KH Mas Subadar," katanya.
Wednesday, February 15, 2012
Inilah Cara Gay Nganjuk Rayu Korban( pembunuh sadis)
Nganjuk - Mujianto (34) pelaku pembunuhan berencana asal Desa Jatikapur, Kecamatan Tarokan, Kabupaten Kediri mengiming-imingi uang untuk menarik perhatian para korbannya.
Seperti yang dilakukan terhadap Muhammad Fais (21), salah satu korban selamat. Pemuda asal Desa Kejapanan, Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan itu mengaku, baru kenal dengan pelaku. Begitu juga dengan "J" pasangan seksual pelaku, yang juga seorang guru SMP di Kabupaten Nganjuk.
Fais datang ke Nganjuk karena dijanjikan akan diberi uang sebesar Rp 1 juta pada Rabu (08/02/2012) lalu. Katanya, uang tersebut rencananya akan dipergunakan sebagai uang muka membeli sepeda motor secara kredit.
Setibanya di Nganjuk, Fais dijemput oleh pelaku yang mengaku bernama Feri. Sejak awal, katanya, dia menaruh kecurigaan terhadap pelaku. Tetapi, dia memilih untuk mengabaikan. Setelah itu, mereka berhenti di sebuah warung dan meminum es teh.
Pada saat minum es teh, Fais merasakan minumannya pahit. Tetapi, pelaku terus meminta korban menghabiskan minuman tersebut. Setelah dari warung itu, mereka meneruskan perjalanan.
Namun, tidak lama setelah itu, korban merasa tubuhnya menjadi lemas dan muntah-muntah. Kemudian, korban meminta pelaku menurunkan di sebuah musala. Setelah itu, dia tidak sadarkan diri.
Fais baru sadar setelah terbaring di rumah sakit. Kemudian, kedua orang tuanya, Sugianto (45) dan Sumaidah (40) datang untuk menjenguknya.
Sebagaimana sudah diberitakan jika Muhammad Fais, adalah satu dari dua korban pembunuhan Mujianto yang selamat. Hari ini ia menjalani pemeriksaan di Mapolres Nganjuk. Dia datang bersama kedua orang tuanya. Saat dimintai keterangan, Fais ditemani kedua saudaranya.
Seperti yang dilakukan terhadap Muhammad Fais (21), salah satu korban selamat. Pemuda asal Desa Kejapanan, Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan itu mengaku, baru kenal dengan pelaku. Begitu juga dengan "J" pasangan seksual pelaku, yang juga seorang guru SMP di Kabupaten Nganjuk.
Fais datang ke Nganjuk karena dijanjikan akan diberi uang sebesar Rp 1 juta pada Rabu (08/02/2012) lalu. Katanya, uang tersebut rencananya akan dipergunakan sebagai uang muka membeli sepeda motor secara kredit.
Setibanya di Nganjuk, Fais dijemput oleh pelaku yang mengaku bernama Feri. Sejak awal, katanya, dia menaruh kecurigaan terhadap pelaku. Tetapi, dia memilih untuk mengabaikan. Setelah itu, mereka berhenti di sebuah warung dan meminum es teh.
Pada saat minum es teh, Fais merasakan minumannya pahit. Tetapi, pelaku terus meminta korban menghabiskan minuman tersebut. Setelah dari warung itu, mereka meneruskan perjalanan.
Namun, tidak lama setelah itu, korban merasa tubuhnya menjadi lemas dan muntah-muntah. Kemudian, korban meminta pelaku menurunkan di sebuah musala. Setelah itu, dia tidak sadarkan diri.
Fais baru sadar setelah terbaring di rumah sakit. Kemudian, kedua orang tuanya, Sugianto (45) dan Sumaidah (40) datang untuk menjenguknya.
Sebagaimana sudah diberitakan jika Muhammad Fais, adalah satu dari dua korban pembunuhan Mujianto yang selamat. Hari ini ia menjalani pemeriksaan di Mapolres Nganjuk. Dia datang bersama kedua orang tuanya. Saat dimintai keterangan, Fais ditemani kedua saudaranya.
Mr JS, sang Primadona adalah Gay Nganjuk Seorang Guru
Mr JS yang disebut pelaku Mujianto alias Genthong (24) sebagai penyebab utama ia melakukan pembunuhan, diduga adalah Joko Suprianto (54). Di kalangan komunitas gay, JS adalah ‘cewek’ primadona. Sehingga tidak heran, bila gay dari luar Nganjuk sangat antusias untuk bisa kencan dengan JS.
Sehari-hari, JS tinggal di Desa Sonopatik Kecamatan Berbek Kabupaten Nganjuk. Harsono, paman JS, mengakui kalau Mujianto pernah menjadi pembantu rumah JS. “Memang benar, Mujianto itu pembantu di rumah ini,” kata Harsono.
Sementara Mariyam, tetangga JS mengungkapkan JS adalah guru SMP Negeri di Nganjuk. Setiap pagi, JS berangkat mengajar dan pulang sekitar pukul 14.30 WIB. “Orangnya sebenarnya ramah, tapi jarang bertetangga, dia suka memberi rezeki,” kata Maryam.
Nama JS bagi masyarakat Desa Sonopatik dan sekitarnya, selain dikenal sebagai guru juga pemain elekton. Bahkan rumahnya juga dijadikan studio, bagi kelompoknya untuk latihan musik. “Setiap ada latihan musik elekton di rumah itu, banyak warga yang datang untuk melihat sambil menikmati alunan musiknya,” ucap Maryam.
Selain dikenal di Nganjuk, kelompok musik JS sudah kondang di Kediri. Saat bulan nikahan, kata Maryam, grup elekton JS bisa manggung sampai 12 kali dalam sebulan.
Solekan, tetangga lainnya menambahkan, JS baru 5 tahun tinggal di rumah itu. Selama itu, warga melihatnya JS tinggal bersama Ane, keponakannya, dan Mujianto, pembantu. JS sudah lama cerai, dan tidak memiliki anak.
Peran Mujianto, adalah mengerjakan segala urusan rumah tangga. Mulai belanja, cuci pakaian, setrika, memasak, membersihkan rumah, dan lain sebagainya. “Namun kami tidak tahu tentang kasus yang dilakukan JS bersama pembantunya itu,” kata Solekan.
Sehari-hari, JS tinggal di Desa Sonopatik Kecamatan Berbek Kabupaten Nganjuk. Harsono, paman JS, mengakui kalau Mujianto pernah menjadi pembantu rumah JS. “Memang benar, Mujianto itu pembantu di rumah ini,” kata Harsono.
Sementara Mariyam, tetangga JS mengungkapkan JS adalah guru SMP Negeri di Nganjuk. Setiap pagi, JS berangkat mengajar dan pulang sekitar pukul 14.30 WIB. “Orangnya sebenarnya ramah, tapi jarang bertetangga, dia suka memberi rezeki,” kata Maryam.
Nama JS bagi masyarakat Desa Sonopatik dan sekitarnya, selain dikenal sebagai guru juga pemain elekton. Bahkan rumahnya juga dijadikan studio, bagi kelompoknya untuk latihan musik. “Setiap ada latihan musik elekton di rumah itu, banyak warga yang datang untuk melihat sambil menikmati alunan musiknya,” ucap Maryam.
Selain dikenal di Nganjuk, kelompok musik JS sudah kondang di Kediri. Saat bulan nikahan, kata Maryam, grup elekton JS bisa manggung sampai 12 kali dalam sebulan.
Solekan, tetangga lainnya menambahkan, JS baru 5 tahun tinggal di rumah itu. Selama itu, warga melihatnya JS tinggal bersama Ane, keponakannya, dan Mujianto, pembantu. JS sudah lama cerai, dan tidak memiliki anak.
Peran Mujianto, adalah mengerjakan segala urusan rumah tangga. Mulai belanja, cuci pakaian, setrika, memasak, membersihkan rumah, dan lain sebagainya. “Namun kami tidak tahu tentang kasus yang dilakukan JS bersama pembantunya itu,” kata Solekan.
Subscribe to:
Posts (Atom)